Senin, 16 Januari 2017

TATA NAMA SENYAWA KIMIA MENURUT IUPAC

TATA NAMA SENYAWA KIMIA MENURUT IUPAC
A. Tata Nama Senyawa Ion ( Terdiri dari atom logam dan nonlogam )
     –  Senyawa ion terdiri dari ion positif ( kation ) dan ion negatif ( anion ). Dalam
        penamaan senyawa ion, kation disebut terlebih dahulu diikuti dengan nama
        anionnya ditambah akhiran ida. 
    –  Bila sebuah atom logam mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi, maka
       untuk membedakannya  biloks ini harus dituliskan dengan angka romawi
       dalam tanda kurung
       Beberapa nama kation dan anion
 
Contoh Penamaan Senyawa Ion
B. Tata Nama Senyawa Kovalen
untuk atom-atom non logam, pemberian nama dilakukan sesuai urutan berikut : B – Si – As – C – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
kemudian ditambahkan akhiran ida
ex :   HF diberi nama Hidrogen Fluorida
HI diberi nama Hidrogen Iodida
Bila jumlah unsur dalam senyawa berbeda, maka untuk menyatakan jumlah masing-masing atom dalam rumus kimianya harus diawali dengan angka Yunani, yaitu :
1 = mono       6 = heksa
     2 = di              7 = penta
    3 = tri              8 = okta
    4 = tetra         9 = nona
    5 = penta       10 = deka
Beberapa Nama Senyawa Kovalen
TATANAMA SENYAWA POLIATOM
Ion-ion poliatom adalah ion – ion yang tersusun oleh lebih dari satu jenis atom . Ion-ion ini dapat bersenyawa dengan ion-ion yang berasal dari atom logam. Senyawa yang terbentuk biasanya senyawa terner ( tersusun oleh tiga atom berbeda )
Aturan penamaan :
* untuk jumlah atom O = 1 , namanya : hipo…….it
* untuk jumlah atom O = 2 , namanya : ………….it
* untuk jumlah atom O = 3 , namanya :  …………at
* untuk jumlah atom O = 4 , namanya : per ……at
Contoh Senyawa Poliatom

Persamaan Reaksi Kimia

Persamaan reaksi merupakan suatu persamaan yang menggambarkan perubahan kimia dari pereaksi ( zat-zat yang bereaksi ) menjadi produk ( zat baru atau hasil reaksi ).
Pada penulisan persamaan reaksi, antara pereaksi dan produk dipisahkan oleh tanda panah. pereaksi ditulis sebelum tanda panah ( ruas kiri )sedangkan produk ditulis setelah tanda panah ( ruas kanan )
Dalam suatu persamaan reaksi, jumlah atom-atom dari zat yang bereaksi harus sama dengan jumlah atom-atom dari zat hasil reaksi
Aturan menyetarakan persamaan reaksi :
1. Jangan mengganti angka indeks, karena itu berarti mengganti rumus kimianya
2. Jangan menambahkan zat lain yang tidak ada dalam persamaan reaksi.
3. Setarakan jumlah atom dengan mengubah-ubah angka koefisiennya
4. Mulailah menyetarakan jumlah atom dari atom-atom yang memiliki indeks
paling besar dan atom-atom tersebut berada dalam satu zat, baik diruas kiri
maupun ruas kanan.
5. tetapkan koefisien reaksi dari zat dengan indeks terbesar tadi = 1 atau 2.
6. Setarakan jumlah atom yang terdapat lebih dari satu zat, baik diruas kiri maupun
ruas kanan.
Contoh 1 :
Contoh 2 :


Kamis, 05 Januari 2017

Reaksi Redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi

Reaksi Redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi –  Pada topik sebelumnya, kalian telah belajar tentang konsep reaksi redoks sebagai reaksi pengikatan dan pelepasan oksigen dan serah terima elektron. Konsep reaksi ini cocok untuk menjelaskan reaksi redoks yang terjadi pada senyawa-senyawa ion. Lantas, bagaimana untuk reaksi redoks yang melibatkan senyawa kovalen? Apakah konsep tersebut dapat digunakan? Untuk tahu jawabannya, yuk simak topik ini dengan saksama.

Reaksi Redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi
Tahukah Kamu?
Pada proses pembentukan senyawa kovalen, tidak terjadi perpindahan elektron. Perhatikan contoh berikut ini.
N (g) + 2O (g) → 2 NO (g) 2H (g) + O (g) → 2HO (g)
          Menurut konsep pengikatan dan pelepasan oksigen, kedua reaksi di atas termasuk reaksi oksidasi karena keduanya melibatkan pengikatan oksigen. Akan tetapi, reaksi tersebut tidak dapat dengan mudah dijelaskan menggunakan konsep serah terima elektron karena keduanya merupakan senyawa kovalen dengan penggunaan bersama pasangan elektron.
          Dalam berbagai reaksi redoks yang melibatkan spesi yang kompleks, kadang tidak mudah untuk menentukan atom yang melepas elektron dan atom yang menangkap elektron. Perhatikanlah reaksi redoks berikut.
2KMnO + 3HSO + HCO → KSO + 2MnSO + 2CO + 4HO
          Pada reaksi di atas, kita tidak bisa dengan mudah mengenali unsur yang melepas elektron (mengalami oksidasi) dan unsur yang menangkap elektron (mengalami reduksi).
          Atas dasar permasalahan tersebut, munculah konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks yang sukar dijelaskan dengan konsep pengikatan dan pelepasan oksigen atau dengan konsep serah terima elektron, dapat dengan mudah dijelaskan dengan menggunakan konsep perubahan bilangan oksidasi yang akan kita pelajari pada topik ini.
 BILANGAN OKSIDASI 
Bilangan oksidasi (biloks) suatu unsur adalah bilangan yang dimiliki suatu unsur dalam membentuk senyawa yang dapat bernilai positif, negatif maupun nol. Bilangan oksidasi memiliki aturan tertentu seperti berikut.

Deret unsur berdasarkan keelektronegatifannya
Logam < H < P < C < S < I < Br < Cl < N < O < F
Unsur yang posisinya lebih kiri akan mempunyai biloks positifSementara ituunsur yang posisinya lebih kanan akan mempunyai biloks negatif.



ATURAN BILANGAN OKSIDASI
1. Bilangan oksidasi unsur bebas (tidak bersenyawa) adalah nol.
Contoh:
Atom Na, Cu, Fe, O pada O2, N pada N2, S pada S8, dan P pada P4 memiliki biloks nol (0) karena merupakan unsur bebas.
2. Bilangan oksidasi ion tunggal adalah sama dengan muatan ion tersebut.
Contoh:
Pada ion Cu2+ , biloks atom Cu = +2.
Pada ion Fe3+ , biloks atom Fe = +3.
3. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam suatu senyawa netral adalah nol.
Contoh:
Pada senyawa H2O, jumlah biloks dari 2 atom H + 1 atom O = 0.
4. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam suatu senyawa ion adalah sama dengan muatan ion tersebut.
Contoh:
Pada ion SO42- , jumlah biloks dari 1 atom S + 4 atom O = -2.
Pada ion NH4+ , jumlah biloks dari 1 atom N + 4 atom H = +1.
5. Unsur-unsur tertentu mempunyai bilangan oksidasi tertentu dalam membentuk suatu senyawa.
Contoh:
Atom hidrogen (H) di dalam senyawa umumnya memiliki biloks +1, kecuali dalam hidrida logam. Pada hidrida logam seperti NaH, LiH, CaH2, MgH2, dan AlH3, atom hidrogen memiliki biloks -1.
Atom oksigen (O) di dalam senyawa umumnya memiliki biloks -2, kecuali dalam senyawa peroksida dan superoksida. Pada senyawa peroksida seperti H2O2, Na2O2, dan BaO2, atom oksigen memiliki biloks -1. Pada superoksida (OF2) oksigen memiliki biloks +2.
Atom-atom golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) dalam senyawa selalu mempunyai bilangan oksidasi +1.
Atom-atom golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba) dalam senyawa selalu mempunyai bilangan oksidasi +2.
Atom-atom golongan IIIA (B, Al, Ga) dalam senyawa selalu mempunyai bilangan oksidasi +3.
 Reaksi Redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi 
Perubahan bilangan oksidasi menandakan adanya perubahan jumlah elektron pada unsur, baik dalam senyawa ionik maupun senyawa kovalen polar. Berikut ini contoh reaksi redoks berdasarkan perubahan biloks.
MnO (s) + HCl (aq) → MnCl (aq) + Cl (g) + HO (l)
          Untuk menentukan unsur yang mengalami oksidasi dan unsur yang mengalami reduksi, digunakan perhitungan bilangan oksidasi unsur seperti berikut ini.
Reaksi oksidasi : Cl → Cl
                             -1        0
Biloks Cl bertambah
Reaksi oksidasi : MnO
→ Mn2+
                             +4            +2
Biloks Mn berkurang
          Persamaan reaksi readoksnya dapat ditulis secara lengkap sebagai berikut.

          Pada contoh di atas, klor mengalami oksidasi (pertambahan bilangan oksidasi), sedangkan mangan mengalami reduksi (penurunan bilangan oksidasi). Penggunaan bilangan oksidasi pada reaksi redoks lainnya dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
Dari beberapa reaksi tersebut, dapat kita simpulkan bahwa:


  • Oksidator = zat yang mengalami reduksi (mengalami penurunan bilangan oksidasi)
  • Reduktor = zat yang mengalami oksidasi (mengalami pertambahan bilangan oksidasi)

Lembar Kerja Siswa Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit

LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTEK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

MATA PELAJARAN                            : KIMIA
MATERI PELAJARAN                         : Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
NAMA                                                 : 1…………………………………………….. No Absen……………..
                                                             2…………………………………………….. No Absen……………..
                                                             3…………………………………………….. No Absen……………..
                                                             4…………………………………………….. No Absen……………..
KELAS                                                : X IPA …

Judul Praktikum
         

Tujuan Praktikum


Dasar Teori
a.      Pengertian Larutan






b.      Pengertian
-         Larutan Elektrolit kuat




-         Larutan Elektrolit Lemah




-         Larutan Non-elektrolit




c.      Contoh
-         Larutan Elektrolit kuat




-         Larutan Elektrolit Lemah




-         Larutan Non-elektrolit




d.      Pengertian
-         Senyawa Ion




-         Senyawa Kovalen



e.      Contoh
-         Senyawa Ion




-         Senyawa Kovalen





f.       Teori Arrhenius tentang larutan elektrolit






g.     Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus Listrik




h.      Kekuatan Elektrolit









Alat dan bahan









Cara kerja:















Gambar Rangkaian Alat Uji



















Hasil Pengamatan

NO
Larutan
Hasil pengamatan
Nyala lampu
gelembung
terang
Redup
Tidak
Banyak
Sedikit
Tidak ada
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Kesimpulan
Dari data percobaan tersebut di atas, maka buatlah kesimpulan tentang :
1.      Dari hasil pengamatan diatas kemudian kelompokkan larutan tersebut  dibawah ini kedalam larutan elektrolit dan non elektrolit



2.      Dengan cara yang sama pada point 1  diatas kemudian kelompokkan zat-zat elektrolit tersebut kedalam elektrolit kuat dan elektrolit lemah

3.      Dengan cara yang sama pada point 1  diatas kemudian kelompokkan zat-zat elektrolit tersebut kedalam senyawa ion dan senyawa kovalen




4.      Jelaskan Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik dan larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik